Kamis, 03 Mei 2012

makalah psikologi


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Kesulitan belajar dapat didefinikan sebagai suatu keadaan dimana peserta didik dalam belajar mengalami hambatan, ganguan, maupun ancaman. Sehingga menyebabkan tegangnya proses belajar pada peserta didik. yang menyebabkan suatu keadaan atau hasil belajar yang kurang memuaskan.
            Dalam mendiskrifsikan berbagai masalah belajar yang dikaji secara akademis, gangguan simbolik, maupun gangguan non simbolik. Berbagai masalah belajar insroduksibagi saudara untuk mengkaji dengan leteratur lain, kesulitan-kesulitan lain anak-anak SD/MI yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
            makalah ini akan membahas berbagai permasalahan belajar yang ditinjau dari segi akademis, ganguan simbolik dan gangguan non simbolik, serta langkah awal yang harus ditempuh sebagai bahan rujukan penyelesain masalah belajar anak usia sekolah dasar.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana mengatasi kesulitan dalam belajar ?
2.      Apa faktor-faktor ang menyebabkan kesulitan dalam balajar ?
3.      Langkah-langkah apa saja yyang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam belajar ?             
1.3 Mamfaat Penulisan
1.      Sebagai upaya memecahkan permasalahan dalam belajar.
2.      Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan dalan belajar.
3.      untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif dan kiat pemecahan masalah kesulitan belajar.     

BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH KESULITAN BELAJAR

                                           
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar
            Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan.

Di samping defenisi tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi

Sedangkan menurut Sunarta (1985 : 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kesulitan belajar menurut Syaiful Bahri (2002:200-201) dapat di kelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :
  1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar ;
- Ada yang berat
- Ada yan sedang


2. Dilihat dari mata pelajaran yang di pelajari ;
- Ada yang sebagian mata pelajaran
-Ada yang sifatnya sementara
3.  Dilihat dari sifatkesulitanya ;
-Ada yang sifatnya menetap
- Ada yang sifatnya sementara
4. Dilihat dari segi factor penyebabnya ;
- Ada yang karena factor inteligensi
- Ada yang karena factor non-inteligensi
 Kesulitan belajar ini bila tidak segera ditangani maka akan menyebabkan suatu masalah yang mengganggu keberhasilan belajar bagi peseta didik,sehingga diperlukan usaha-usaha dalam mengatasi kesulitan tersebut.

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Menurut Slameto (2003 : 54), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ada dua, yaitu :
·         Faktor            Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Dalam membicarakan faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi 2 faktor, yaitu faktor fisilogis dan factor psikologis
1.      Faktor  Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berperan terhadap kemampuan bagi seseorang, anak yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang ada dalam kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk sehingga dalam kegiatan belajarnya mengalami kesulitandalammenerimapelajaran.

2.      Faktor Psikologis
Adapun yang termasuk faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar antara lain adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan (Slameto, 1999 : 55)
3.      Perhatian - Menurut al-Ghazali (2001) dalam Slameto (2003) bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada suatu benda atau hal (objek) atau sekumpulan obyek.
4.      Bakat - Menurut Hilgard dalam Slameto (2003) bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. Kemudian menurut Muhibbin (2003) bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
5.      Minat - Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996) bahwa minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi.
6.       Motivasi - Menurut Slameto (2003) bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. 

Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik.

·         Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :
1.      Keluarga, yang meliputi cara orang mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2.      Sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3.      Masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2.3 Cara Mengenal Murid yang Mengalami Kesulitan Belajar.
Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar .Misalnya :
  1. Menunjukkan prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang di capai oleh kelompok kelas.
  2. Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang di lakukan.
  3. Lambat dalam melakukan tuga-tugas belajar.Ia selalu tertinggal dengan kaewan-kawan nya  dalam segala hal.Misalnya :Dalam mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti :acuh tak acuh, berpura-pura , dusta, dan lain-lain.
  5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan.Misal nya : Mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

2.4 Jenis-jenis dalam Kesulitan Belajar
            Ada tiga jenis kesulitan belajar sebagai berikut.
  1. Kesulitan belajar akademis.
Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering di namakan kesulitan “CALISTUNG” (membaca,menulis,berhitung).
    • Kesulitan membaca dapat di sebabkan karena gangguan pertumbuhan psikologis dan juga hambatan didaktik-metodik.Di samping itu, anak SD juga mengalami ketidakmampuan membaca yang di sebabkan karena factor-faktor psikologis (gagap).Gangguan dalam membaca Karena anak kehilangan kemampuan mem bca di sebut aphasia. Ketidakmampuannya untuk membaca karrena  gangguan fungsi saraf (neurologisnya rusak ) di sebut dyslexsia.
    • Kesulitan menulis dapat di sebabkan karena kemampuan psikomotor kurang terlatih. Seorang anak SD yang tulisan nya buruk, sulit untuk  di baca dan tidak rapi akibat gangguan syaraf disebut Disgraphia.
    • Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan konsep-konsep kuantitatif.Kesulita untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung di sebut Discalculia.
  1. Kesulitan belajar yang lain dapat di sebabkan karena gangguan simbolik antara lain siswa itu mampu mendengar, tetapi tidak mengerti apa yang di dengar.Ia juga mampu mengaitkan objek yang di lihat, Namun mengalami gangguan pengamatan (visual resetive). Anak juga mengalami gangguan gerak-gerik (motoraphasia).
  2. Gangguan non simbolik adalah ketidakmampuan anak memahami isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengenal kembali apa yang telah di pelajari nya pada pelajaran sebelum nya.

2.5 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
            Langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam rangka mengatasi kesulitan belajar, dapat di lakukan melalui enam tahap sebagai berikut.
  1. Pengumpulan data.
            Menurut Sam Isbani dan R.Isbani, dalam pengumpualan data dapat di pergunakan berbagai metode, di antara nya adalah :
a. Observasi
b. Kunjungan rumah.
c. Case Study
d. Case History
e. Daftar pribadi.
f. Meneliti pekerjaan anak.
g. Tugas kelompok dan.
h. Melaksanakan tes (baik tes IQ, maupun tes prestasi / sachievement test).
  1. Pengolahan data.
            Dalam pengolahan data, langkah yang dapat di tempuh antara lain adalah :
a. Identifikasi Kasus.
b. Membandingkan antar kasus.
c. Membandingkan dengan hasil tes, dan
d. Menarik kesimpulan.
  1. Diagnosis.
Diagnosis adalah keputusan (penentuan mengenai hasil dari pengolahan data.
Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringan nya).
b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar.
c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar dan sebagainya.
  1. Prognosis.
Prognosis artinya “ramalan”. Dalam “prognosis” ini antara lain akan di tetapkan mengenai bentuk “treatment” (perlakuan) sebagai follow up dari diagnosis.
            Dalam hal ini dapat berupa :
a. Bentuk treatment yang harus di berikan.
b.Bahan atau materi yang di perlukan.
c. Metode yang akan di gunakan.
d.                                          Alat-alat bantu belajar mengajar yang diperlukan.
e. Waktu (kapan kegiatan itu di laksanakan).

Prognosis adalah aktivitas penyusunan rencana yang di harapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.

  1. Treatment (perlakukan)
Perlakukan maksud nya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan sesuai dengan program yang telah di susun pada tahun prokmasis.
a. Melalui bimbingan belajar kelompok.
b.      Melalui bimbingan belajar individual.
c.       Pengajaran remedial.
d.      Pemberian bimbingan pribadi.
e.       Bimbingan orang tua dan pengatasan kasus sampingan yang mungkin ada.

  1. Evaluasi.
Evaluasi di maksudkan untuk mengetahui , apakah treatment yang telah di berikan di atas berhasil dengan baik, ada kemajuan atau gagal sama sekali.
         
                         


BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
a.       Kesulitan belajar adalh suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar seagaimana mestinya.
b.      kesulitan belajar dapat dijetahui melalui menurunnya kinerja akademik dan munculnya misbihavior siswa, baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intrn dan ekstren siswa.
c.       jenis-jenis kesulitan belajar antara lain:
d.      Kesulitan belajar akademis.
e.       Kesulitan belajar yang disebabkan karena gangguan simbolik dan non simolik.

2.      Saran

1. Suasana yang menyenangkan  adalah syarat mutlak syang diperlukan supaya         anak suka belajar. Menurut hasil penelitian tentang cara kerja otak, bagian pengendali memori di dalam otak akan sangat mudah menerima dan merekam informasi yang masuk jika berada dalam suasana yang menyenangkan.

2. Membuat akan senang belajar adalah jauh lebih penting daripada menuntut anak mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai prestasi tertentu. Anak yang punya prestasi tapi diperoleh dengan terpaksa tidak akan bertahan lama. Anak yang bisa merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.
3.      Kenali tipe dominan cara belajar anak, apakah tipe auditory (anak mudah menerima pelajaran dengan cara mendengarkan), visual(melihat) ataukah kinesthetic (fisik). Meminta anak secara terus menerus belajar dengan cara yang tidak sesuai dengan tipe cara belajar anak nantinya akan membuat anak tidak mampu secara maksimal menyerap isi pelajaran, sehingga anak tidak berkembang dengan maksimal.

4. Belajar dengan jeda waktu istirahat setiap 20 menit akan jauh lebih efektif daripada belajar langsung 1 jam tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak mampu melakukan konsentrasi penuh paling lama 20 menit. Lebih dari itu anak akan mulai menurun daya konsentrasinya. Jeda waktu istirahat 1-2 menit akan mengembalikan daya konsentrasi anak kembali seperti semula.

5. Anak pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya. Anak akan menjadi sangat antusias dan semangat untuk belajar jika isi/materi yang dipelajari anak sesuai dengan perkembangan anak. Anak akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya anak akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajari terlalu sulit.
























DAFTAR PUSTAKA



Dalyono,M.2007.Psikologi Pendidikan .Cetakan Keempat.Jakarta.
Ingridwati,dkk.2007.Perkembangan Peserta Didik.Depdiknas.
Syah,Muhibbin.2011.Psikologi Belajar.Cetakan Kesebelas.Jakarta
(diakses pada tanggal 08 oktober 20011 pukul :07.00)

http://makalah psikologi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar